5 Kebiasaan Kecil Cegah Banjir di Kota Malang

Insidemalang – Banjir lokal masih menjadi salah satu tantangan yang dihadapi Kota Malang setiap musim hujan tiba. Meski skalanya tidak sebesar daerah lain, dampak genangan

muhammad naafi

5 Kebiasaan Kecil Cegah Banjir di Kota Malang
5 Kebiasaan Kecil Cegah Banjir di Kota Malang

Insidemalang – Banjir lokal masih menjadi salah satu tantangan yang dihadapi Kota Malang setiap musim hujan tiba. Meski skalanya tidak sebesar daerah lain, dampak genangan tetap mengganggu aktivitas masyarakat. Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, menegaskan bahwa kesadaran masyarakat adalah kunci untuk mencegah masalah ini. Menurutnya, ada kebiasaan kecil yang bisa dilakukan sehari-hari dan sangat efektif mengurangi risiko banjir.

Artikel ini akan membahas 5 kebiasaan kecil cegah banjir di Kota Malang yang bisa mulai diterapkan sejak sekarang.

1. Membersihkan Saluran Air Rumah Secara Rutin

Langkah pertama yang paling sederhana adalah membersihkan saluran air di sekitar rumah. Saluran yang tersumbat daun, plastik, atau sampah rumah tangga menjadi penyebab utama genangan. Amithya menekankan pentingnya memeriksa talang air dan parit kecil secara berkala, terutama menjelang musim hujan.

Kebiasaan ini mungkin terlihat sepele, namun dampaknya besar. Ketika setiap rumah menjaga kelancaran aliran air, maka sistem drainase kota juga akan lebih optimal. Selain itu, membersihkan saluran air juga mencegah munculnya sarang nyamuk yang bisa menimbulkan penyakit.

2. Tidak Membuang Sampah Sembarangan

Kebiasaan kedua adalah membuang sampah pada tempatnya. Banyak kasus banjir lokal di Malang dipicu oleh tumpukan sampah yang menyumbat sungai atau saluran air. Bahkan, Amithya mencontohkan adanya kasus longsor yang dipicu oleh timbunan sampah di bantaran sungai.

Dengan membiasakan diri untuk disiplin dalam pengelolaan sampah, masyarakat ikut menjaga aliran sungai tetap lancar. Lebih baik lagi jika sampah dipilah antara organik dan anorganik. Sampah organik bisa diolah menjadi kompos, sedangkan sampah plastik bisa dikumpulkan untuk didaur ulang. Cara ini tidak hanya mencegah banjir, tapi juga mendukung pengelolaan lingkungan berkelanjutan.

3. Menanam Pohon dan Tanaman di Pekarangan

Vegetasi memegang peran penting dalam penyerapan air hujan. Tanah yang dipenuhi tanaman mampu menyerap lebih banyak air dibandingkan lahan gundul. Oleh karena itu, menanam pohon, bunga, atau tanaman hijau di pekarangan rumah bisa menjadi kebiasaan kecil dengan dampak besar.

Di Kota Malang, yang dikenal sebagai kota sejuk dengan banyak pohon besar, partisipasi masyarakat dalam menambah ruang hijau akan sangat bermanfaat. Pohon tidak hanya menyerap air, tetapi juga mengurangi risiko pohon tumbang karena akar yang kokoh dapat memperkuat tanah. Dengan demikian, menanam pohon bisa sekaligus mencegah banjir dan longsor.

4. Melaporkan Kondisi Lingkungan yang Membahayakan

Kebiasaan keempat adalah peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar. Jika ada ranting pohon besar yang berpotensi tumbang atau saluran air umum yang tersumbat, masyarakat bisa segera melaporkannya ke pemerintah setempat. Pemkot Malang memang rutin melakukan penyapuan dan pemeliharaan, tetapi partisipasi warga akan membuat kerja menjadi lebih efektif.

Amithya menekankan, menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah sudah berusaha maksimal, namun tanpa peran aktif masyarakat, hasilnya tidak akan optimal. Melaporkan masalah kecil sebelum menjadi bencana besar adalah bagian dari kewaspadaan yang bisa dilakukan siapa saja.

5. Membiasakan Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Selain empat kebiasaan di atas, gaya hidup ramah lingkungan juga penting untuk diterapkan. Contohnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menggunakan air secara bijak, hingga mengelola limbah rumah tangga dengan benar. Kebiasaan ini membantu mengurangi beban lingkungan yang berujung pada berkurangnya risiko bencana.

Musim kemarau basah yang diprediksi BMKG hingga Oktober menjadi pengingat bahwa kondisi cuaca bisa berubah sewaktu-waktu. Masyarakat tidak boleh lengah dan harus menyiapkan diri. Dengan perilaku sederhana seperti hemat air, hemat energi, dan peduli kebersihan lingkungan, risiko banjir bisa ditekan.

Peran Pemerintah dan Dukungan Anggaran

Meski kebiasaan kecil warga sangat penting, pemerintah juga tetap memiliki peran besar. Ketua DPRD Kota Malang menyoroti keterbatasan anggaran yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Meski begitu, dukungan dari pemerintah provinsi maupun pusat cukup membantu dalam bentuk logistik.

Ke depan, sarana dan prasarana di BPBD diharapkan menjadi prioritas anggaran. Namun, Amithya menilai penguatan kesadaran masyarakat harus lebih dulu ditingkatkan. Sebab, tanpa perubahan perilaku, sarana yang baik pun tidak akan maksimal manfaatnya

Baca Juga: Mahasiswa UM Didukung Wamendiktisainstek Tingkatkan Aktivitas Penelitian

Ancaman Lain: Longsor dan Pohon Tumbang

Selain banjir, Kota Malang juga menghadapi ancaman lain seperti longsor dan pohon tumbang. Longsor sering terjadi di bantaran sungai, terutama akibat timbunan sampah atau kondisi tanah yang tidak stabil. Sementara itu, pohon besar di beberapa titik kota bisa berisiko tumbang jika tidak dirawat.

Masyarakat diimbau untuk ikut menjaga lingkungan, misalnya dengan memangkas ranting yang membahayakan. Jika ada kondisi yang berpotensi menimbulkan bahaya, segera laporkan agar dapat ditangani lebih cepat.

Banjir lokal di Kota Malang bisa diminimalisir dengan langkah sederhana. Melalui 5 kebiasaan kecil—membersihkan saluran air, tidak membuang sampah sembarangan, menanam pohon, melaporkan kondisi berbahaya, dan membiasakan gaya hidup ramah lingkungan—masyarakat dapat berperan aktif menjaga lingkungannya.

Pemerintah memang memiliki tanggung jawab besar dalam penanggulangan bencana, namun partisipasi warga adalah faktor yang menentukan. Dengan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah, Kota Malang bisa lebih siap menghadapi perubahan cuaca dan ancaman bencana.

Pada akhirnya, menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama. Bila setiap orang mau memulai dari kebiasaan kecil, maka banjir di Kota Malang bisa dicegah dan kualitas hidup masyarakat akan semakin baik.

Baca Juga: 4 Pasar Tradisional di Kota Malang Masih Dalam Proses Mendapatkan SNI

Baca Juga

Leave a Comment