3 Pertunjukan Kesenian Batu Hibur Jutaan Penonton di Jepang

Insidemalang – Kesenian tradisional dari Kota Batu kembali mencatat prestasi membanggakan di kancah internasional. Komunitas Karsa Budaya Nuswantara (KBN) yang bermarkas di Gunung Ukir, Kota

muhammad naafi

3 Pertunjukan Kesenian Batu Hibur Jutaan Penonton di Jepang
3 Pertunjukan Kesenian Batu Hibur Jutaan Penonton di Jepang

Insidemalang – Kesenian tradisional dari Kota Batu kembali mencatat prestasi membanggakan di kancah internasional. Komunitas Karsa Budaya Nuswantara (KBN) yang bermarkas di Gunung Ukir, Kota Batu, berhasil menjadi duta seni Indonesia pada ajang bergengsi World Expo 2025 di Osaka, Jepang.

Mengusung tiga kesenian tradisional khas Jawa Timur, yaitu Jaran Kepang, Bantengan, dan Sanduk, KBN sukses menarik perhatian jutaan penonton dari berbagai negara. Selama empat hari tampil di Paviliun Indonesia, 19–22 Agustus 2025, jumlah kunjungan tercatat menembus 2 juta orang.

Warisan Budaya dari Kota Batu

Ketua KBN, Agus Mardianto, menjelaskan pemilihan tiga kesenian ini bukan tanpa alasan. Menurutnya, Jaran Kepang, Bantengan, dan Sanduk adalah kesenian yang telah lama mengakar di masyarakat Batu, namun masih jarang dipromosikan di tingkat internasional.

“Kami ingin memperkenalkan bahwa Batu punya seni tradisional yang tidak kalah menarik dengan daerah lain. Selama ini, orang luar negeri lebih mengenal Bali, Jogja, atau Sumatra. Padahal, kesenian Jaran Kepang, Bantengan, dan Sanduk juga bagian dari Warisan Budaya Tak Benda Indonesia,” kata Agus, Selasa (26/8/2025).

Penampilan KBN pun berhasil membuat penonton penasaran. Banyak pengunjung asing yang baru pertama kali menyaksikan atraksi tersebut. Gerakan tari yang penuh energi, perpaduan musik tradisional, serta penggunaan properti unik membuat suasana di Paviliun Indonesia selalu meriah.

Jutaan Penonton Padati Paviliun Indonesia

Antusiasme pengunjung World Expo 2025 sangat tinggi. Dalam kurun empat hari penampilan KBN, tercatat lebih dari 2 juta orang mengunjungi Paviliun Indonesia. Angka ini menjadi pencapaian tersendiri karena membuktikan kesenian tradisional dari Kota Batu memiliki daya tarik global.

Menurut Agus, sebagian besar penonton mengaku terkesan dengan harmoni antara musik, kostum, dan tarian. Bahkan, beberapa pengunjung dari Eropa dan Asia menyebut atraksi KBN sebagai pengalaman budaya baru yang tidak mereka temukan di negara lain.

“Apalagi ketika iringan gamelan dan musik tradisional kami dipadukan dengan gerakan khas kesenian lokal. Itu membuat penonton berdecak kagum dan terus berdatangan,” tambah Agus.

Proses Seleksi yang Ketat

Untuk bisa tampil di panggung internasional sebesar World Expo, KBN harus melalui proses seleksi ketat. Pada Februari 2025, tim Astra melakukan kurasi terhadap berbagai komunitas seni di Indonesia. Setelah itu, seleksi dilanjutkan oleh Bappenas, yang menjadi penanggung jawab Paviliun Indonesia.

Dari sekian banyak kandidat, KBN akhirnya dinyatakan lolos. Hal ini membuktikan bahwa komunitas seni asal Kota Batu memiliki kualitas pertunjukan yang mumpuni untuk dipresentasikan di hadapan dunia.

World Expo 2025: Ajang Bergengsi Dunia

World Expo merupakan pameran berskala internasional yang melibatkan lebih dari 160 negara dan organisasi dunia. Tahun 2025, ajang ini digelar di Osaka, Jepang mulai 13 April hingga 13 Oktober, dengan mengusung tema “Designing Future Society for Our Lives”.

Baca Juga: Tirta Kanjuruhan Perluas 5 Titik Air Bersih

Selain menampilkan inovasi teknologi dan keberlanjutan, ajang ini juga menjadi ruang bagi negara peserta untuk mempromosikan budaya dan pariwisata. Partisipasi Indonesia melalui KBN memperkuat citra bangsa sebagai negara dengan kekayaan budaya yang beragam.

Dampak bagi Kota Batu

Keberhasilan KBN tampil di World Expo memberikan dampak positif bagi Kota Batu. Pertama, Batu semakin dikenal sebagai daerah yang memiliki seni tradisional unik dan berkarakter. Kedua, kesempatan ini membuka peluang promosi pariwisata, mengingat Kota Batu selama ini identik sebagai kota wisata.

“Bagi kami, ini bukan hanya soal tampil di Jepang, tapi juga membawa nama Kota Batu agar lebih dikenal dunia. Semoga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Batu,” ungkap Agus.

Apresiasi Pemerintah dan Masyarakat

Pemerintah Kota Batu memberikan apresiasi penuh atas pencapaian KBN. Keikutsertaan komunitas seni lokal dalam ajang global dinilai sejalan dengan visi kota wisata yang berbudaya. Masyarakat pun turut bangga melihat kesenian tradisional mereka tampil di panggung internasional.

Selain itu, keberhasilan KBN membuktikan bahwa seni tradisional tetap relevan di era modern. Dengan kemasan yang kreatif dan profesional, kesenian lokal bisa bersaing dan menarik minat penonton dunia.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski sukses, KBN menyadari tantangan besar menanti di masa depan. Salah satunya adalah regenerasi seniman muda agar kesenian tradisional tidak punah. Selain itu, dukungan pendanaan juga dibutuhkan agar komunitas bisa terus berinovasi dan mengikuti berbagai festival internasional.

“Kami berharap pemerintah daerah maupun pusat terus mendukung komunitas seni lokal. Jangan sampai seni tradisi hanya tinggal cerita. Penampilan di Jepang ini menjadi bukti bahwa kesenian tradisional Indonesia punya potensi besar di panggung dunia,” tegas Agus.

Baca Juga: Uji Coba Parkir Elektronik Alun-alun Batu 2025

Partisipasi Karsa Budaya Nuswantara dalam World Expo 2025 Osaka bukan hanya sebuah pertunjukan, melainkan representasi dari kekayaan budaya Indonesia yang mendunia. Dengan tiga pertunjukan khas Kota Batu – Jaran Kepang, Bantengan, dan Sanduk – jutaan penonton berhasil terhibur sekaligus terpesona.

Prestasi ini sekaligus menegaskan bahwa kesenian tradisional Indonesia memiliki kekuatan universal untuk menyatukan, menghibur, dan memperkenalkan identitas bangsa di mata dunia.

Baca Juga

Leave a Comment