Insidemalang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang terus memperkuat program pemenuhan gizi bagi pelajar melalui pengembangan Makan Bergizi Gratis (MBG). Tahun 2025, Pemkab menargetkan penambahan sebanyak 110 dapur baru yang akan dikelola oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Program ini diharapkan mampu melayani hingga 3.500 pelajar per SPPG setiap hari, sekaligus menjangkau ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di wilayah Kabupaten Malang.
Wakil Bupati Malang, Hj Lathifah Shohib, menegaskan bahwa keberadaan dapur MBG ini merupakan hasil kolaborasi antara berbagai pihak. Pihak yang terlibat mulai dari TNI, aparat kepolisian, pengusaha, hingga Pemkab Malang sendiri. “Dari pihak kepolisian, akan ditambah delapan dapur baru. Semua ini untuk memastikan bahwa kebutuhan gizi masyarakat, terutama pelajar, terpenuhi secara optimal,” ujar Lathifah saat ditemui di SPPG Kepuharjo, Kecamatan Karangploso.
Hingga saat ini, terdapat 11 SPPG yang telah beroperasi di sejumlah wilayah strategis Kabupaten Malang. Beberapa di antaranya meliputi SPPG Malang Lawang, SPPG Khusus Kabupaten Malang-Kepanjen, SPPG Yayasan Kartika Nawa Indonesia Bululawang, SPPG Yayasan Harapan Anak Sekolah Sukses Pakis, dan SPPG Yayasan Al Maarif Bululawang. Selain itu, ada SPPG Yayasan Adi Upaya Singosari, SPPG Pendidikan Al Maarif Singosari, SPPG Yayasan Annur 1 Bululawang, SPPG Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Islam Jeru, SPPG Galon Mulyo, dan SPPG Karlos Kepuharjo.
Penjabat Sekda Kabupaten Malang
Nurcahyo, menjelaskan bahwa 11 SPPG yang sudah beroperasi mampu melayani sebanyak 37.305 penerima manfaat. Mereka terdiri atas 512 siswa PAUD, 4.039 siswa TK/KB, 16.520 siswa SD, 10.749 siswa SMP, 3.308 siswa SMA/SMK/SLB, 424 ibu menyusui, 329 ibu hamil, dan 1.936 balita. Menurut Nurcahyo, setiap SPPG mampu menyajikan 3.000 hingga 3.500 porsi makanan bergizi setiap harinya. “Dengan jumlah ini, kami berharap semua penerima manfaat mendapatkan gizi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang optimal,” katanya.
Distribusi makanan MBG dilakukan langsung ke sekolah dan posyandu di radius maksimal 4 kilometer dari SPPG. Waktu pengantaran diatur kurang dari 30 menit agar makanan tetap segar dan bergizi. Penataan distribusi ini menjadi salah satu strategi penting agar program dapat berjalan efektif, terutama di wilayah yang jauh dari pusat kota atau desa terpencil.
Tahun ini, dari target 110 dapur MBG yang akan dibangun, terdapat 19 SPPG yang masih dalam persiapan operasional, 52 SPPG berada pada tahap pembangunan, 21 SPPG dalam tahap pengajuan titik, dan 7 SPPG masih tahap persiapan awal. Pemkab Malang juga telah menyiapkan tiga lahan pinjam pakai untuk pembangunan dapur MBG, yakni di Lawang, Turen, dan Ngantang. Setiap SPPG dibangun dengan luas standar sekitar 400 meter persegi di atas lahan seluas 1.000 meter persegi.
Keberadaan SPPG dan dapur MBG ini merupakan bagian dari strategi Pemkab Malang untuk memperkuat sistem ketahanan gizi di daerah. Program ini tidak hanya menargetkan pelajar, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Dengan pengelolaan yang baik, diharapkan kualitas kesehatan dan gizi masyarakat meningkat, sehingga generasi muda Kabupaten Malang dapat tumbuh optimal dan cerdas.
Baca Juga: BBIB Singosari HUT ke-43, 5 Penghargaan Diserahkan
Wakil Bupati Lathifah menambahkan bahwa keberhasilan program MBG juga tergantung pada peran aktif masyarakat dan stakeholder terkait. “Kami mengajak semua pihak, termasuk masyarakat, untuk mendukung keberadaan SPPG. Dukungan ini bisa dalam bentuk pendampingan, partisipasi dalam kegiatan sosial, maupun kontribusi fasilitas yang mendukung operasional dapur MBG,” ujar Lathifah.
Selain itu, Pemkab Malang juga fokus pada peningkatan kualitas makanan yang disajikan. Menu MBG dirancang memenuhi standar gizi yang seimbang, meliputi karbohidrat, protein, sayur, dan buah. Pihak Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang berkolaborasi untuk memastikan setiap makanan yang disalurkan aman dikonsumsi, higienis, dan bernutrisi tinggi.
Dalam jangka panjang, Pemkab Malang menargetkan seluruh SPPG bisa beroperasi secara maksimal di semua kecamatan. Program ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain di Jawa Timur dalam penyediaan makanan bergizi gratis untuk pelajar dan masyarakat rentan. Pembangunan dapur MBG juga diyakini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan keterampilan pengelola makanan di tingkat lokal.
Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Pemkab Malang untuk memperluas program MBG. Dengan penambahan 110 dapur baru, kemampuan pelayanan setiap SPPG hingga 3.500 pelajar per hari, dan dukungan berbagai pihak, program ini siap meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memperkuat ketahanan gizi daerah.
Dengan sistem pengelolaan yang matang
kolaborasi lintas sektor, serta perhatian serius terhadap standar gizi, program MBG Kabupaten Malang diharapkan menjadi tonggak penting dalam pembangunan sumber daya manusia berkualitas. Masyarakat pun dapat merasakan langsung manfaatnya, terutama bagi generasi muda yang menjadi harapan pembangunan masa depan.
Program MBG ini membuktikan komitmen Pemkab Malang dalam menciptakan kesejahteraan melalui pemenuhan gizi yang optimal. Dengan langkah strategis yang tepat, tahun 2025 akan menjadi titik awal perluasan layanan dapur MBG yang menjangkau lebih banyak pelajar, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di seluruh wilayah Kabupaten Malang.
1 thought on “2025, 110 Dapur MBG Layani 3.500 Pelajar Malang”